TarifPSK ini pun lebih tinggi dari tarif biasanya. Sekali berkencan tarif yang dipatok sebesar Rp1 juta, meskipun terkadang tarif itu bisa dinegosiasikan jika jumlah pelanggan menurun. "Mereka rata-rata udah menjalani pekerjaan ini antara 4 bulan sampai 1 tahun. Tarifnya ada yang Rp500 ribu, ada yang Rp1 juta. Home Peristiwa Minggu, 10 April 2022 - 0705 WIBloading... Petugas gabungan menggerebek rumah bedeng yang dijadikan sarang prostitusi Kampung Batu Belah, Setu, Kota Tangerang Selatan, Minggu 10/04/22. Foto/MPI/Hambali A A A TANGERANG - Sebanyak 23 Pekerja Seks Komersial PSK serta ratusan botol minuman keras Miras diamankan dari bedeng-bedeng liar di kawasan Kampung Batu Belah, Setu, Kota Tangerang Selatan, Minggu 10/04/22.Petugas gabungan dari Satpol PP, TNI dan Polri menggelar penertiban di lokasi itu sejak Sabtu 9 April 2022 malam hingga dini hari. Para PSK didapati tengah beraktivitas dalam bedeng yang disulap sebagai warung remang-remang.”Terjaring sebanyak 23 wanita PSK, minuman keras, alat kontrasepsi dan juga sound system yang digunakan untuk karaoke,” ungkap Sekretaris Dinas Satpol PP Tangsel, Sapta Mulyana, Minggu 10/4/2022. Baca Juga Bedeng liar itu berada persis di pinggir Jalan Raya Serpong. Lokasinya cukup tersembunyi karena tertutup tembok pembatas milik salah satu BUMN dan pengembang. Rupanya, tiap malam para PSK di sana tetap melayani pelanggan meski memasuki Bulan Ramadhan.”Hampir 99 persen menggunakan lahan milik BUMN, milik Puspiptek. Bangunan itu tergolong bangunan liar, satu bangunannya tidak permanen, dan kedua ada kesalahan instalasi pencurian listrik,” liar itu ada yang dibuat menjadi warung remang-remang, lalu ada pula yang dijadikan kamar-kamar untuk tempat berhubungan badan. Saat petugas datang, beberapa PSK nampak bersembunyi dengan mengunci kamar.”Ada beberapa orang yang keberatan, pintunya nggak mau dibuka. Setelah menunggu lama, kita buka, dan di dalam ternyata ada 3 orang bersembunyi dalam selimut,” para PSK di lokasi itu tak mudah, sebab ada beberapa preman yang keberatan saat petugas datang. Preman-preman itu diduga menjadi beking hingga praktik ptostitusi di sana bisa beroperasi sejak bertahun-tahun pria berkulit gelap nampak bersitegang dengan petugas. Dia menolak petugas memeriksa masuk ke dalam bedeng-bedeng yang diklaim sebagai miliknya. Baca Juga ”Ini kan dikunci, jangan membongkar-bongkar masuk dulu pak, entar saya telepon. Jangan maen bongkar-bongkar aja,” seru pria tersebut berupaya bedeng akhirnya dicek petugas, beberapa PSK yang sempat bersembunyi lalu diangkut ke atas mobil untuk dilakukan pendataan di kantor Satpol PP. Nantinya mereka akan menjalani pembinaan dan rehabilitasi agar tak mengulangi praktik tersebut. ams pekerja seks komersial minuman keras kota tangerang selatan rumah bedeng Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu Berikutini 7 hotel yang dekat tempat wisata di Bogor, bisa staycation sekaligus rekreasi bersama keluarga: 1. Leuweung Gledegan Ecolodge. Leuweung Geledegan Ecolodge (LGE) merupakan hotel berkonsep bumi perkemahan yang memiliki infinity pool. Tamu bisa berenang di alam terbuka sambil menikmati pemandangan alam.
TANGERANG– Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP kembali menggelar operasi gabungan menertibkan praktik prostitusi di wilayah Neglasari, Kota Tangerang, Jumat 15/9 malam. “Kita mendapat laporan dan keluhan masyarakat tentang maraknya praktik prostitusi di daerah tersebut. Lalu kita lakukan penyisiran dan memang didapatkan tempat-tempat yang kerap digunakan para PSK,” ujar Kabid Ketertiban dan Ketentraman Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli. Petugas melakukan operasi dengan menyisir beberapa daerah di wilayah Neglasari. Beberapa titik daerah menjadi sasaran mulai dari terowongan menuju Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta hingga wilayah belakang gedung bekas BP2TKI. Alhasil, didapati sebanyak lima orang wanita sebagai Pekerja Seks Komersial PSK. Kelima orang tersebut pada saat operasi sedang nongkrong di warung yang ada di sekitar terowongan Jalan Marsekal Surya Darma yang berbatasan degan Kampung Melayu. “Kita dapatkan lima orang wanita diduga PSK di bawah terowongan menuju area Perimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta. Perempuan tersebut sempat melawan petugas,” ujarnya. Kelima perempuan tersebut berdalih bukan PSK melainkan hanya tengah mampir ke warung untuk menghabiskan malam. “Jadi mereka berdiri di pinggir jalan untuk menarik pelanggan. Saat dapat mereka akan ajak ke warung-warung yang ada di situ,” ujarnya. Kelima perempuan tersebut kemudian dibawa dan diamankan ke Markas Komando Satpol PP Kota Tangerang untuk didata dan disita KTP nya. “Kita data dan sita KTP nya untuk nanti ditebus dengan surat pengantar dari keluarga dan RT/RW tempat mereka tinggal. Itu untuk memberi efek jera agar mereka tidak mengulangi perbuatannya kembali,” tandasnya. mg-01
Warungdi atas kali dijadikan tempat esek-esek PSK di Depok. Warung di atas kali dijadikan tempat esek-esek PSK di Depok. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; REPJABAR; REPJOGJA; RETIZEN; BUKU REPUBLIKA; Monday, 30 Jumadil Awwal 1443 / 03 January 2022. Menu. HOME
PSK mangkal. cep Kabar6-Aktivitas Pekerja Seks Komersial PSK di Kota Tangerang Selatan Tangsel mulai terlihat pascalebaran. Para wanita malam ini mulai mangkal di kawasan Jalan Raya Puspitek, Buaran, Setu, Kota Tangerang. Nunung, warga kampung Buaran menerangkan mangkalnya PSK di wilayah itu terjadi sejak tiga minggu pascalebaran. Setelah sebelumya sempat berhenti saat memasuki bulan puasa.**Baca Juga Belasan PSK Terjaring Razia Satpol PP Kota Tangerang “Dari minggu kemarin sudah mulai mangkal lagi. Di sini mereka memang biasa mangkal,” katanya Selasa 01/08/2017. Terlihat sejumlah PSK berdiri di depan toko yang sudah tutup dan warung rokok yang ada di pinggir jalan. Sedikitnya tiga sampai lima PSK berkumpul di satu titik mangkal. Dengan penampilan seksi mereka mencoba merayu setiap pengendara kendaraan sepeda motor, mobil dan truk untuk mampir.**Baca Juga 9 PSK Ini Punya Tarif Termahal Di Dunia “Mampir dulu bang, berhenti dong sini,” kata wanita setengah tua, yang mengenakan rok mini bewarna merah. Terpantau didekat lokasi mangkalnya, terdapat beberapa cafe dengan sajian musik dangdut yang nyaringnya terdengar hingga ke jalan. Nunung menyebutkan, selain cafe dangdut, ada beberapa rumah kontrakan atau lapak yang kerap dijadikan tempat mesum. Nunung bilang, para PSK tersebut umumnya mengontrak di kawasan sekitar. Kawasan tersebut lanjutnya, juga menjadi agenda rutin jika pemerintah kota menggelar razia kependudukan. “Beberapa kali sempat dilakukan razia penduduk, tapikan cuma pendataan saja enggak ada sanksinya. Ya tetap saja sehabis pulang kampung mereka kembali lagi,” tutupnya.Cep
PSKPuncak Bogor Kini Mangkal di MiChat tanpa Mucikari, Ngaku Lebih untung Besar karena Tak Dipotong 12 jam lalu Tangerang Selatan 1 jam lalu Mobil Mitsubishi Xpander Ultimate tahun 2018 Bekas Tangan Pertama Orisinil Pajak Panjang - Bekasi 3 jam lalu - Jawa Barat. Mobil Honda HRV 1.5 E Plus CVT Matic Tahun 2019 Bekas Pajak Hidup Surat TANGERANG SELATAN - Sebanyak 20 pekerja seks komersil PSK yang biasa mangkal di sekitar Setu, Gaplek, Alang-alang, Tegal Rotan, Sawah Baru dan Viktor di Kota Tangerang Selatan Tangsel terjaring razia petugas Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP setempat.“Kami melakukan razia, hasilnya 20 PSK terjaring. Adapun lokasi tempat mereka terjaring adalah di sejumlah titik yang biasa mereka mangkal,” tutur Kepala Satpol PP Kota Tangsel Azhar Syam’un, Kamis 6 Agustus biasa, kata dia, para PSK itu mangkal di lokasi yang berada di lokasi gelap. “Biasanya mereka berdiri di sela-sela PJU penerangan jalan umum atau spot yang gelap,” gelap, para penggoda pria hidung belang itu tetap saja terpantau petugas Satpol PP Tangsel.“Karena terlihat dari bayangan, ketika kita datang mereka kocar-kacir berlarian, ada juga yang ngumpet. Saya merasa senang juga Dinas Pertamanan sudah menerangkan lampu, jadi ketahuan yang ngumpet,” ungkap hanya mendapat belasan PSK, petugas Satpol PP tak kehabisa akal. Mereka pun kemudian mengitari kembali lokasi yang sudah mereka razia. “Mereka tak menyangka kami akan membuat dua kali putaran sehingga banyak juga yang kaget dan lari kencang,” akan dibawa oleh Satpol PP, para wanita itu menolak disangka menjadi PSK. Namun, Azhar mengaku sudah hapal sekali dengan wajah-wajah PSK di Tangsel. “Karena yang ditangkap kan yang itu-itu saja mukanya,” Lima Pengedar DVD Porno Digerebek di Glodokdam

Sepertitiang, pintu, cendela terdapat bangunan benteng bekas keraton. terbuat dari kayu jati. Ruangan rumah yang S ‎ elain itu juga berjejal rumah penduduk memiliki gandhok, ruang depan. Bahkan dengan konstruksi bangunan kuno yang masih ada bunker-bunker yang dalam berdiri sejak tiga abad silam.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_318293" align="aligncenter" width="576" caption="Kupu-kupu malam membujuk-rayu seorang pengendara sepeda motor. Disinilah, praktik prostitusi masih berlangsung. Foto diambil pada Minggu dini hari, 26 Januari 2014, di kawasan Tegal Rotan, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Foto Gapey Sandy"][/caption] Arloji di pergelangan tangan kanan saya sudah menunjukkan jam 12 malam lebih 3 menit. Meski sudah lewat tengah malam, tapi seperti biasa, tiap-tiap Sabtu malam hingga Minggu dini hari, keramaian masih saja nampak, terutama di parkiran restoran cepat saji McDonald, dan KFC, yang ada di perempatan ini. Lalu lintas, dari lapangan terbang Pondok Cabe menuju Pamulang, juga dari Sawangan menuju Ciputat, pada masing-masing dua arah berlawanan juga masih terbilang ramai. Minggu dini hari, 26 Januari 2014, kendaraan sengaja saya arahkan untuk memantau secara langsung, meskipun hanya sekilas, mengenai sejumlah lokasi yang terkenal sebagai tempat mangkalnya para Pekerja Seks Komersial PSK di wilayah Kota Tangerang Selatan Tangsel. Maklum, keinginan cukup kuat untuk menulis tentang hal ini. Perempatan Gaplek Lokasi awal yang menjadi tujuan saya adalah di sekitar Jalan Raya Ciputat, persis di seberang jalan masuk menuju perumahan Bukit Pamulang Indah V, atau, seberang Gedung Kantor PT PLN Persero, yang lokasinya tak jauh dari perempatan Gaplek di Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang. Di lokasi ini, terdapat sebuah tempat karaoke yang sudah sejak lama, selalu menjadi salah satu pusat keramaian alias tempat dunia gemerlap dugem. [caption id="attachment_318294" align="aligncenter" width="576" caption="Kupu-kupu malam membujuk-rayu seorang pengendara sepeda motor. Disinilah, praktik prostitusi masih berlangsung. Foto diambil pada Minggu dini hari, 26 Januari 2014, di kawasan Tegal Rotan, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Foto Gapey Sandy"] 13907092421079738994 [/caption] Bangunan dan tempat parkir lokasi karaoke itu, seperti tidak mengenal lampu, gelap nyaris menggulita, kecuali sejumlah lampu kecil-kecil yang sebenarnya untuk penghias dan bukan penerang. Padahal, banyak sepeda motor yang terparkir, nyaris membuat sesak, termasuk beberapa mobil yang ikutan nongkrong. Di pinggir jalan yang remang-remang, dan hanya sesekali menjadi terang karena terkena sorot lampu mobil dan motor yang melintas itu, sejumlah pengendara motor nampak enggan meninggalkan kendaraannya. Entah apa yang ditunggu, tapi memang, sejak lama lokasi di sekitar area karaoke ini terkenal sebagai tempat mangkal dan berkeliarannya para PSK, plus tentu saja, lelaki-lelaki hidung belang’-nya. Tegal Rotan Setelah menyaksikan sekilas suasana di sekitaran perempatan Gaplek, kendaraan saya pacu ke salah satu kawasan lain, yang setali tiga uang, tempat mangkalnya para PSK juga yakni di Tegal Rotan. Sebuah kawasan di Tangsel, yang berada di perbatasan antara Ciputat dengan Bintaro, persis di pinggir jalan tol Jakarta - BSD. Atau, tepatnya berlokasi persis di sekitaran jalan masuk menuju Bintaro X-change, sebuah pusat perbelanjaan raksasa, yang baru-baru ini mulai dioperasikan. Sama seperti di perempatan Gaplek, kegelapan suasana sekitar, nyaris dimanfaatkan untuk melakukan transaksi birahi. Bedanya, di sini, tidak ada lokasi midnight karaoke yang mencolok. Banyak PSK, memang sudah lama mangkal di kawasan Tegal Rotan, dengan cara menunggu calon-calon pelanggannya’ di pinggiran jalan yang temaram dan agak tersembunyi, di mulut-mulut gang, dan di beberapa warung rokok yang memang masih buka. Hanya sorot lampu kendaraan yang melintas saja, sesekali membuat suasana menjadi sebentar benderang. Selebihnya, gelap lagi. Dengan kendaraan yang saya pacu perlahan, terlihat dua perempuan yang sedang coba merayu seorang lelaki yang masih duduk di atas sepeda motornya. Unik juga, kedua perempuan itu, seolah menarik mundur sepeda motor lelaki berjaket hitam tersebut, supaya mengarah ke warung rokok dan kegelapan yang ada di sekitarnya. Akhirnya, sepeda motor terparkir, dan si lelaki tadi terlihat sudah mulai ikutan kongkow di warung rokok, bersama dua PSK yang sudah sukses merayu. [caption id="attachment_318296" align="aligncenter" width="475" caption="Aksi damai kaum ibu dari sebuah majelis taklim di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, dalam menentang keberadaan warung jablay alias warung remang-remang, belum lama ini. Foto 13907094821370392377 [/caption] Tak jauh dari mereka, sebuah sepeda motor lagi terlihat menghampiri seorang perempuan yang samar-samar terlihat mengenakan kaos bergaris-garis merah dan hitam, serta bercelana panjang. Si perempuan berdiri di pinggir jalan, tepat di sisi pintu masuk SPBU Tegal Rotan yang sudah tutup. Tanpa turun dari jok sepeda motornya, keduanya tampak berbincang serius secara berdekatan. Entah apa yang keduanya bicarakan, tapi tak lama kemudian, si lelaki pengendara motor meninggalkan perempuan tadi, yang kemudian memilih untuk duduk di dekat pintu masuk SPBU. Di sebelah SPBU, seorang perempuan muda mengenakan sweater hitam dengan rambut diikat buntut kuda, kelihatan juga berdiri seorang diri, menunggu lelaki calon pelanggan, sama seperti rekannya di pintu masuk SPBU tadi. Setu Karena mengandalkan kamera saku, yang saya pikir dapat dengan mudah disembunyikan, nyatanya hasil jepretan dari dalam kendaraan menjadi kurang optimal. Kembali, kendaraan saya pacu, meninggalkan kawasan Tegal Rotan, menuju ke kawasan Jalan Raya Puspiptek, tepatnya di Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Tangsel. Melintasi jalan yang menghubungkan antara Pamulang dengan Muncul arah Kampus Institut Teknologi Indonesia ini, sebagian besar jalan masih dalam perbaikan, pembetonan. Belum semua selesai, karena pembetonan jalan dilakukan sebagian sisi terlebih dahulu. Minggu dini hari ini, saya temui, aliran listrik padam di sebagian wilayah, membuat selimut gelap semakin tebal. Di Jalan Raya Puspiptek ini, dapat dijumpai satu lokasi karaoke yang terletak di pinggir jalan, dan pintu gerbang besar serta tingginya yang terbuka lebar, memperlihatkan banyaknya sepeda motor yang parkir di situ. Suara musik tidak terlalu keras berdentum, hanya kelap-kelip lampu penghias yang menerangi, selebihnya sama sekali gelap. Cukup aneh, sepeda motor banyak terparkir, tapi suasana di luar lokasi karaoke, cukup terbilang sepi. Tak jauh dari lokasi karaoke, ada warung rokok di pinggir jalan, yang lagi-lagi nyaris tertutupi etalase warungnya, dengan sejumlah perempuan. Mereka asyik merokok, dan nongkrong bareng. Seorang dari mereka, yang memiliki rambut ikal dan panjang, mengenakan kaos bergaris-garis, sedang berbicara dengan seorang lelaki dalam keremangan dini hari. Tak lama, perempuan yang bertubuh sintal dan cukup jangkung ini pun berjalan pergi, meninggalkan lelaki yang tadi berbicang bersamanya. [caption id="attachment_318298" align="aligncenter" width="437" caption="Seorang PSK, saat menawarkan layanan jasa dan tarifnya, dari balik jendela kendaraan, di sekitar perempatan Gaplek, Pamulang, Kota Tangsel. Foto Gapey Sandy"] 13907096461322518726 [/caption] Sebenarnya, menurut informasi yang beredar, masih ada tempat mangkal para PSK lainnya di Kota Tangsel. Misalnya, di kawasan Pondok Kacang Barat, dan Pondok Kacang Timur, Kecamatan Pondok Aren. Di lokasi ini, warga masyarakat pernah sedemikian kesalnya, karena lokasi karaoke yang ada di situ, berdekatan dengan rumah-rumah penduduk, dan seringkali mendentumkan suara musik yang kelewat hingar-bingar sampai dini hari. Belum lagi, para tamu yang berseliweran datang dan pergi, dengan model pakaian serta perilaku yang kurang menunjukkan etika kesopanan. Tapi, karena memacu kendaraan seorang diri di tengah dini hari yang sepi mulai membosankan, saya pun terpaksa’ memilih untuk menuju kembali pulang ke rumah. Kembali memantau di perempatan Gaplek Sebelum sampai ke rumah, saya memutuskan untuk sekali lagi memantau tempat mangkal PSK di perempatan Gaplek, Kecamatan Pamulang. Kenapa? Karena pada pantauan yang pertama tadi, terlihat masih belum nampak para perempuan yang biasa berkeliaran di pinggir-pinggir jalan, maupun yang duduk-duduk sembari asyik ngudut alias merokok di warung-warung rokok. Ternyata, feeling saya benar, semakin jauh jarum jam tergelincir dari jam 1 dini hari, sejumlah kupu-kupu malam’ mulai nampak di pinggir-pinggir jalan. Ada yang mangkal di kegelapan sembari klepas-klepus menghisap rokoknya, sedangkan yang lainnya, sudah mulai ada yang didekati oleh beberapa lelaki pengendara sepeda motor untuk melakukan tawar-menawar komersialisasi nafsu birahi yang tidak suci. Saya memberanikan diri untuk memarkir kendaraan, tak jauh dari sejumlah perempuan yang seolah bersembunyi’ dalam kegelapan. Memantau dari balik setir, dan berusaha untuk memotret aktivitas mereka tanpa membuat mereka tahu sama sekali. Kelihatan, mereka asyik nongkrong di halaman sebuah bangunan rumah kosong tak ditempati yang gelap, dan rerumputan yang meninggi tak terawat. Bila ada ada sepeda motor yang menghampiri, salah seorang diantara perempuan tadi akan menghampiri, dan segera keduanya terlibat perbincangan. Seperti yang sudah kelihatan sebelumnya, para lelaki hidung belang’ yang mengendarai sepeda motor ini, biasanya tetap duduk di atas jok, atau tidak turun dari sepeda motornya, pada saat melakukan semacam tawar-menawar kesepakatan antara harga yang dibayar’ dengan jasa yang diberikan’ oleh PSK yang memang selalu kelihatan aktif ini. Bagaimana tidak aktif? Setiap ada pengendara sepeda motor yang melintas, dan seolah akan mengacuhkan mereka, tapi, dengan gesit para PSK ini akan segera memanggil, bertepuk tangan, dan melambaikan tangan, untuk meminta si pengendara motor segera menepi, untuk kemudian Kompasianer bisa bayangkan sendiri, apa kira-kira yang akan terjadi kemudian. Mungkin, karena saya memarkir kendaraan tak jauh dari mereka mangkal, seorang PSK pun datang menghampiri. Jendela kaca kendaraan sebelah kiri depan, yang saya buka setengah, menjadi jembatan komunikasi saya dengan perempuan ini. Cukup kaget juga menyimak keterus-terangan gaya perempuan ini dalam menawarkan jasa’-nya. Karena intinya, perempuan ini seolah seperti menyampaikan daftar menu layanan’ yang bisa dilakukannya, lengkap dengan tarif harga’ yang diajukannya. “Mau kemana, say? Mau di-xxxxxx sensor oleh penulis, seratus ribu aja. Atau, xxxxxx sensor oleh penulis aja, lima puluh ribu, ya. Mau? Kalau mau, parkir kendaraannya di sebelah situ aja,” kata perempuan itu seraya menunjuk ke sebuah lokasi yang kelihatan lebih gelap dan rada ngumpet atau tersembunyi dari lalu-lalang kendaraan di jalan raya. Saya pun menolak semua tawaran’ PSK itu. Beruntung, perempuan ini sejurus kemudian meninggalkan saya yang memang sudah menyatakan untuk menolak tawaran menu’-nya. Sewaktu berbicara secara singkat dengan PSK ini, saya sambil coba meng-click kamera saku yang saya sembunyikan diantara kedua telapak tangan. Ternyata, cukup sulit memotret obyek seseorang yang memang menjadi fokus, dalam kondisi seperti ini. Sesaat kemudian, saya pun bergegas melajukan kendaraan, kembali pulang ke rumah. Jarum arloji pun sudah menunjukkan hampir jam 2 pagi. [caption id="attachment_318302" align="aligncenter" width="576" caption="Seorang PSK, nampak mangkal di samping pom bensin yang ada di kawasan Tegal Rotan, Kota Tangsel, Minggu dini hari, 26 Januari 2014. Di sekitarnya, sejumlah PSK melakukan hal yang sama. Foto Gapey Sandy"] 1390709853157047390 [/caption] Begitulah sekilas gambaran terkait praktik para PSK, bisnis lher!, warung remang-remang, dan lokasi midnight karaoke, yang berada di wilayah Tangsel, sebuah kota yang baru berusia 5 tahun, dengan Airin Rachmi Diany sebagai Walikota. Airin sendiri sudah beberapa kali mengingatkan aparatnya untuk bekerja optimal memberantas praktik warung remang-remang yang banyak bertaburan kupu-kupu malam’ ini. Sampai-sampai, ia pernah mengultimatum bawahannya, bila kedapatan menjadi pelindung ilegal atau backing terhadap praktik prostitusi dan warung remang-remang, maka akan segera diambil tindakan pemecatan. Tapi apa boleh dikata? Tangsel, sebuah kota yang salah satu slogannya menegaskan kata Relijius, justru tercemar oleh keberadaan warung remang-remang yang terbukti, tak sedikit yang memperjual-belikan minuman keras, serta praktik prostitusi, seperti yang saya saksikan sendiri dini hari tadi. Ironis, sebagian kecil warga ambil untung Mengomentari keberadaan warung remang-remang yang sudah sejak lama meresahkan warga masyarakat Tangsel, Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel, Siti Chadijah dalam kesempatan wawancara dengan penulis mengakui, ada banyak lokasi titik-titik warung remang-remang di Tangsel ini. “Di Kota Tangsel ini, boleh dibilang, ada cukup banyak lokasi yang terdapat warung remang-remang. Seperti misalnya, di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, dan di Buaran, Kecamatan Serpong, serta di sejumlah titik lainnya. Pertanyaannya, apakah Tangsel ini sudah termasuk dalam kategori Kota Darurat Prostitusi? Saya pikir, sekecil apapun kemaksiatan yang terjadi, harusnya menjadi concern bagi kita untuk mengupayakan perbaikan,” tuturnya, pada hari Rabu, 22 Januari 2014 kemarin. Chadijah mensinyalir, banyaknya warung remang-remang di Kota Tangsel ini, karena selain ada warga masyarakat yang dirugikan, ada juga sebagian kecil warga yang justru memperoleh keuntungan secara materi. “Praktek prostitusi ini menjadi subur karena ada warga masyarakat setempat yang justru diuntungkan dengan adanya warung remang-remang tersebut. Misalnya, ada masyarakat setempat yang menyediakan lahan, termasuk menyediakan rumah-rumah kontrakan bagi para Pekerja Seks Komersial PSK. Maklum, para PSK ini kebanyakan adalah kaum pendatang, yang tentu saja membutuhkan rumah kontrakan,” ungkap perempuan yang lahir di Bandung, 16 September 1971 ini. [caption id="attachment_318305" align="aligncenter" width="487" caption="Ada sebagian kecil warga yang diuntungkan dari keberadaan warung remang-remang, kata Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Selatan, Siti Chadijah Didesak pula, agar Pemkot Tangsel menegakkan Perda Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Foto 1390710016972303347 [/caption] Ditambahkannya, para PSK yang bekerja sejak malam sampai dini hari itu, sehari-harinya jelas memerlukan moda transportasi. “Inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sejumlah warga masyarakat, yang berprofesi sebagai tukang ojek sepeda motor untuk melayani jasa antar-jemput mereka. Artinya, selain ada banyak warga masyarakat yang merasa dirugikan atas keberadaan warung remang-remang, tapi, ada juga sebagian kecil masyarakat yang justru memperoleh keuntungan secara materi,” terang Siti Chadijah yang belum lama ini sempat melakukan aksi damai, menentang lokasi warung remang-remang, bersama dengan majelis taklim kaum ibu di bilangan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren. Menurut Siti Chadijah, sebenarnya, pihak yang paling bisa melakukan perbaikan atas keprihatinan terkait praktik prostitusi dan menjamurnya warung remang-remang adalah Pemerintah Kota Tangsel itu sendiri. Tentu saja, dengan dukungan aktif masyarakat. “Untuk melakukan perbaikan ini, sebenarnya Pemkot Tangsel sudah mempunyai alat’ yang memang mutlak dibutuhkan, yaitu berupa Peraturan Daerah Perda Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat. Perda yang biasa disebut Tribum Tramas ini, antara lain mengatur keberadaan praktik prostitusi yang dapat dikategorikan sebagai mengganggu ketertiban umum sekaligus ketenteraman masyarakat,” tegas anggota legislatif dari Fraksi PKS ini. Siti Chadijah memberi contoh pada saat dirinya turun langsung’ menyimak dan membela aspirasi masyarakat, khususnya kaum ibu di Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, yang mengeluhkan aktivitas warung remang-remang di lingkungannya. “Contoh kasus adalah yang terjadi di Pondok Kacang Barat tadi, sewaktu saya turun langsung ke sana, warga masyarakat setempat banyak yang mengeluh, sekaligus merasa terganggu ketertiban dan ketenteramannya. Pertama, suara musik yang berdentum dari warung remang-remang mengganggu ketenangan warga, karena berlangsung sampai larut malam. Kedua, adanya hilir-mudik tamu, yang bolak-balik ke warung remang-remang dengan model pakaian, perilaku, dan sebagainya, yang tidak menunjukkan etika kesopanan. Dan ketiga, ketenteraman masyarakat terguncang, karena sempat ketahuan, ada anak-anak kecil dari pemilik warung remang-remang itu, yang melakukan simulasi hubungan seksual dengan rekan sebayanya, dan jelas ini sangat tidak patut dilakukan oleh seorang anak kecil,” urai warga Kelurahan Jurang Mangu Timur, Kecamatan Pondok Aren ini, dengan nada sedih dan kesal. [caption id="attachment_318321" align="aligncenter" width="529" caption="Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany SH MH. Foto 13907113571853936015 [/caption] Kiranya, sudah teramat mendesak, Airin Rachmi Diany sebagai Ibu Walikota, musti segera blusukan kota, terutama saban Sabtu malam sampai Minggu dini hari. Hal ini, demi menyaksikan sendiri, bagaimana transaksi nafsu birahi, yang tidak suci, di kotanya sendiri. Harapannya, Airin mampu untuk menjalankan amanah warga, diantaranya, dengan melakukan bersih-bersih’ lokasi warung remang-remang, dan praktik prostitusi, di kota yang terus berkembang pesat ini. Gimana, Bu Airin? Lihat Sosbud Selengkapnya TRIBUNBENGKULUCOM - Bagi yang suka baca komik, kini anda sudah bisa membaca komik dengan terjemahan bahasa Indonesia secara online dan praktis melalui Mangaku Pro Apk, Komikindo, dan juga Komikku. Selain mudah dan praktis, membaca komik manga melalui aplikasi Mangaku Pro Apk maupun situs Komikindo dan Komiku menungkinkan Home Peristiwa Senin, 25 Oktober 2021 - 1005 WIBloading... Sejumlah PSK diciduk dari kos-kosan dan apartemen di wilayah Kota Tangsel. Foto MNC Portal/Hambali A A A TANGERANG SELATAN - Sejumlah Pekerja Seks Komersial PSK diciduk dari kos-kosan dan apartemen di wilayah Kota Tangerang Selatan Tangsel . Satu di antara mereka ternyata dalam kondisi berbadan dua atau PSK menjajakan diri mereka melalui aplikasi daring, selanjutnya pelanggan diarahkan datang dan bertransaksi di kamar kos atau apartemen yang telah Satpol PP berhasil mengamankan PSK open BO itu padarazia yang digelar selama 2 hari, Sabtu 23 Oktober dan Minggu 24 Oktober 2021. Total ada 5 PSK yang ciduk, 3 dari kamar apartemen dan 2 lainnya dari indekos."Kita amankan total ada lima PSK open BO," terang Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel Muksin, Senin 25/10/2021. Baca Juga Seorang PSK yang tengah mengandung itu tertangkap basan berada di dalam kamar apartemen dengan seorang pelanggan. Keduanya lantas digiring petugas berikut barang bukti alat kontrasepsi."Posisi yang hamil ini sedang berada di dalam kamar apartemen," ungkap keterangannya, PSK itu mengaku sudah memiliki suami. Namun dia sendiri tak dapat menunjukkan bukti-bukti pernikahnya dengan alasan hanya menikah siri."Dia bilang sudah punya suami, tapi nikah siri," sambungnya. Baca Juga Tarif PSK ini pun lebih tinggi dari tarif biasanya. Sekali berkencan tarif yang dipatok sebesar Rp1 juta, meskipun terkadang tarif itu bisa dinegosiasikan jika jumlah pelanggan menurun."Mereka rata-rata udah menjalani pekerjaan ini antara 4 bulan sampai 1 tahun. Tarifnya ada yang Rp500 ribu, ada yang Rp1 juta. Yang hamil ini tarifnya paling tinggi," tukas Muksin. mhd psk online razia psk hamil di luar nikah satpol pp tangsel apartemen Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu Dalamkondisi hamil, TL bercerai dengan suaminya. Ia sendiri mengaku bahwa ibunya mengetahui profesinya sebagai PSK. "Suami kabur entah ke mana. Gimana lagi saya soalnya kepala keluarga. Saya enggak bisa kerja apa-apa lagi selain begini," jelas TL saat dimintai keterangan di ruang interogasi Pol PP Kota Tasikmalaya, Senin (1/3/2021) dini hari. Juli 30, 2017Juli 30, 20171579 Geliat dagang syahwat di Kota Tangerang Selatan, semakin semarak sebulan pasca lebaran, kupu-kupu malam yang biasa mangkal di kawasan jalan raya Puspiptek kembali terlihat berjejer menunggu tamu. Nunung, warga kampung Buaran menerangkan, aktifitas malam dengan kembali mangkalnya pekerja seks komersial psk di wilayah itu, terjadi sejak tiga minggu pasca lebaran. Setelah sebelumya sempat berhenti saat memasuki bulan puasa. “Dari minggu kemarin sudah mulai mangkal lagi, di sini memang biasa tempat mangkal mereka,” katanya Sabtu 29/7/2017. Terlihat sejumlah psk berdiri didepan toko yang tutup dan warung rokok yang ada disekitar jalan raya Puspiptek. Sedikitnya 3 sampai 5 psk berkumpul di satu titik mangkal mereka.’ Dengan penampilan seksi mereka mencoba merayu setiap pengendara kendaraan sepeda motor, mobil dan truk untuk mampir menawar dagangan syahwat yang dijajakan. “Mampir dulu bang, berhenti dong sini,” kata wanita setengah tua, yang mengenakan rok mini bewarna merah. Terpantau didekat lokasi mangkalnya, terdapat beberapa cafe dengan sajian musik dangdut yang nyaringnya terdengar hingga ke jalan. Nunung menyebutkan, selain cafe dangdut, ada beberapa rumah kontrakan atau lapak yang kerap dijadikan tempat psk dan tamunya bercumbu. Nunung bilang, para PSK tersebut umumnya mengontrak dikawasan sekitar yang juga bercampur dengan penduduk asli setempat. Kawasan tersebut lanjutnya, juga menjadi agenda rutin jika pemerintah kota menggelar razia kependudukan. “Beberapa kali sempat dilakukan razia penduduk, tapikan cuma pendataan saja engga ada sanksinya. Ya tetap saja sehabis pulang kampung mereka kembali lagi,” tutupnya.han OlehPayTren - Desember 31, 2018. agen bisnis paytren resmi di Pakulonan Kec.Serpong Utara, Tangerang Selatan Hub. 081809555572 Khusus Buat Anda yang Tinggal Di Pakulonan Kec.Serpong Utara, Tangerang Selatan kami akan membimbing agar PayTren berkembang secara cepat di Pakulonan Kec.Serpong Utara, Tangerang Selatan Kami juga
ï»żTangerang Selatan,Rakyat Jelata- Setelah sebagian besar libur panjang di bulan puasa, usai lebaran pelacuran’ di Tangerang Selatan kembali beroperasi. Tak tanggung-tanggung, bahkan kini banyak barang baru’ datang. “Biasa mas, kalau habis lebaran banyak yang cari kerja,” kata Suleman, mengaku kerja di salah satu panti pijat. Sebuah kawasan pertokoan di Raya BSD Bumi Serpong Damai, terdapat lebih 20 ruko yang menyediakan jasa esek-esek. Mulai dari seks full body, oral seks, atau hanya dengan pijat erotis. Tarif disediakan mulai dari 125 RB hingga 1,5 juta. Bahkan beberapa pengelola menyediakan voucher khusus dengan harga khusus. Berbeda realitas, Kota dengan label Cerdas, Modern dan Religius” ini justru surga dari kegiatan malam’. Bahkan dari research yang dilakukan oleh Rakyat Jelata Institute, kegiatan rata-rata esek-esek dimulai pukul pagi, hingga Lokasipun tersebar diberbagai kecamatan. Mulai pertokoan mewah, hingga rumah-rumah kontrakan. Untuk PSK yang menjajakan diri di pinggir jalan, bisa ditemukan di daerah Viktor Pamulang, Sektor 7 Bintaro wilayah Alang-alang, dan Kelapa Dua Pamulang. “Usaha esek-esek di Tangsel relatif tak mengalamai perlawanan dari warga, bahkan kecenderungan pemerintahnya yang permisif,” ujar Mozes Soekarni, Koordinator RJ Institute. “Kadang memang ada penertiban dari satpol PP, namun itu hanya untuk PSK yang menjajakan diri di pinggir jalan, untuk esek-esek yang berkedok panti pijat relatif tak ada penertiban,” lanjutnya. Seperti diketahui, Pemerintah Tangerang Selatan dipimpin oleh perempuan, Airin Rachmi Diany, selama dua periode. Apakah ini menjadi indikator kegagalan Airin dalam memimpin?! Karena selain itu, Airin juga tidak cakap’ mengelola pemerintahan bersih. “Korupsi dalam skala besar dan kecil masih marak di kota ini,” tambah Mozes. Hanggara Budi - 13 wanita pemandu lagu yang diduga sebagai pekerja seks komersial PSK diciduk petugas Satpol PP Tangerang Selatan di warung Remang-remang, Jalan Anggrek, Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Rabu 5/5/2021 malam. Para anggota Satpol PP bergerak ke warung berdasarkan dari laporan warga. Setelah diintai selama 2 hari, barulah satuan yang diberi nama gagak hitam itu bergerak. “Ada 13 perempuan dan seorang laki-laki yang kita bawa ke kantor," ujar Kepala Bidang Penegakan Perundang-undangan Satpol PP Tangsel, Sapta Mulyana, seperti dikutip dari - jaringan Kamis 6/5/2021. Selain mengamankan 13 wanita diduga PSK, barang bukti miras juga ikut disita. Pemilik disebut sudah menyalahi aturan dikarenakan beroperasi di saat bulan Ramadhan. Baca Juga 4 Kekejihan Kasus Jual Keperawanan di Surabaya, Korban Dijadikan PSK "Barang buktinya tadi ada botol-botol miras juga,” tuturnya. Diterangkan Sapta, keberadaan warung remang-remang yang menyediakan miras dan prostitusi telah melanggar Peraturan Daerah Perda. Oleh karenanya harus ditertibkan. “Jadi pelanggarannya itu adalah lokasi ini dijadikan sebagai tempat prostitusi dan penyediaan miras,” jelas Sapta. Pasar Ciputat jadi tempat prostitusi. Pemerintah Kota Tangerang Selatan diminta lakukan penertiban dan pengawasan.FOTO ILUSTRASI Google Banten – Selain menggunakan kedok pijat tradisional, praktik prostitusi di Kota Tangsel juga sudah berlangsung di Lantai 2 dan 3, Pasar Ciputat, Kota Tangsel yang saat ini kondisinya kumuh. Di tempat itu, selain dijadikan sebagai tempat prostitusi ditengarai juga sebagai tempat transaksi narkoba dan tempat mangkal sejumlah waria dan anak-anak jalanan. “Saya pernah juga ke bangunan Pasar Ciputat. Di lantai 2 dan 3 pasar itu kalau malam digunakan tempat gituan,” kata Fadly Fadhlullah, salah seorang warga Ciputat, Kota Tangsel. Sebelumnya, meski lokalisasi Tegal Rotan sudah berhasil ditutup Pemerintah Kota Tangerang Selatan Tangsel, namun praktik prostitusi di kota yang memiliki motto modern dan religius ini masih marak dan gampang ditemui. Salah satu modusnya adalah menggunakan kedok pijat tradisional. Menurut Fadly Fadhlullah, salah seorang warga di Sawah Baru, Kecamatan Ciputat Tangsel, hampir seluruh tempat pijat tradisional di Kota Tangsel dijadikan tempat prostitusi. BACA JUGA Tempat Prostitusi di Tangsel Menjamur “Kan sudah dibilang, Tangsel terlalu banyak tempat pijatnya yang dijadikan tempat prostitusi berkedok pijat tradisional. Dulu pernah saya sampaikan kepada teman-teman di BPD Badan Perwakilan Desa. Memang sebagian sudah ditindaklanjuti untuk ditutup. Tapi kan BPD sekarang dah gak ada, ya semestinya jadi urusan DPRD lah,” ungkap Fadly dalam sebuah interaksi di laman Facebook.Rus PSK di Tangsel mengaku layani tamu di kamar kosannya. FOTO ILUSTRASI Polres Serang Kota membongkar prostitusi dengan layanan threesome yang dilakukan dua wanita di sebuah hotel di JLS Kota Cilegon. Mahyadi Tangsel – Praktik prostitusi di Kota Tangerang Selatan Tangsel tak lagi berlangsung di tempat-tempat khusus. Hunian pribadi seperti kosan pun kini diduga telah dialihfungsi jadi tempat layanan pemuas birahi. Dugaan tersebut muncul setelah seorang wanita diduga pekerja seks komersil atau PSK kepergok Satpol PP Kota Tangsel tengah berduaan dengan lelaki yang disebut pengguna jasanya di kamar kosan, Senin, 6 Juli 2020. Dikutip dari peristiwa bermula saat Satpol PP menggelar razia sejumlah rumah kos dan kontrakan di wilayah Serpong Utara, Tangsel. Lima pasangan terjaring dalam razia ini. BACA Pengedar Sabu di Ciomas Nekat Lakukan Ini saat Digerebek PetugasKepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Kota Tangsel Muksin Al Fachry menjelaskan, lima pasangan tersebut ditemukan petugas di rumah kos dan kontrakan wilayah Kelurahan Pakulonan dan Pakujaya. “Lima pasangan yang bukan suami istri ini kami amankan mereka ke kantor Satpol PP. Dua pasangan dari Pakulonan, tiga pasangan dari Pakujaya,” ujar Muksin ketika dikonfirmasi, Senin, 6 Juli 2020. Dari lima pasangan tersebut, lanjut Muksin, satu orang di antaranya diduga seorang pekerja seks komersial PSK yang sedang melayani pelanggannya. Sementara sisanya merupakan pasangan bukan suami istri yang tengah berpacaran di dalam kamar. “Memang dari satu pasangan itu yang bersangkutan mengaku sebagai PSK. Jadi si laki-laki itu tamunya dia. Yang empat pasangan lainnya itu pacaran di dalam kamar dan pintu ketutup,” ungkapnya. Menurut Muksin, dalam operasi tersebut, pihaknya juga menemukan sejumlah minuman keras di dalam rumah kos dan kontrakan. Lima pasangan tersebut sudah dibawa ke kantor Satpol PP untuk didata dan dilakukan pembinaan. Petugas Satpol PP juga memanggil pihak keluarga para pasangan tersebut untuk melakukan penjemputan. “Keluarganya kami panggil, baik yang perempuan maupun yang laki-laki, untuk dilakukan pembinaan lebih lanjut,” kata Muksin. Editor Darussalam Jagad Syahdana KOTA Tangerang yang bermoto Akhlakul Karimah ternyata masih belum lepas dari bayang - bayang praktik prostitusi. Para pekerja seks komersial PSK masih menjamur di kota berjuluk Seribu Industri Sejuta Jasa ini. Mereka kerap mangkal di sejumlah titik untuk menjajakan kenikmatan birahi. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Bidang Ketertiban Umum, Satpol PP Kota Tangerang, Ghufron Falfeli. Ia mengklaim, pihaknya sudah melakukan penindakan. Namun para PSK tersebut tidak mengindahkan. Penertiban terus digencarkan oleh jajarannya. Kendati demikian sejumlah kupu - kupu malam itu membandel dan kembali lagi ke sarang asalnya. "Memang ada beberapa titik yang menjadi target operasi kami," ujar Ghufron kepada Warta Kota, Jumat 6/7/2018. Ghufron pun merinci tempat - tempat yang dijadikan lokasi mangkal bagi para PSK ini. Di antaranya Selapajang, samping SPBU Gerendeng, dan Pasar Induk Tanah Tinggi. "Kami patroli malam dan menyisir sejumlah lokasi yang biasanya mereka mangkal," ucapnya. "Tapi mereka ini selalu balik lagi setelah terjaring operasi. Makanya kami akan evaluasi persoalan ini," kata Ghufron. Dirinya berupaya akan merangkul intansi mau pun pihak - pihak terkait guna menanggulangi maraknya praktik prostitusi. "Nanti kami berdayakan aparat wilayah dan masyarakat di sekitar tempat - tempat para PSK yang sering mangkal," paparnya. Seperti diberitakan Warta Kota sebelumnya, seorang wartawan media online di Tangerang dikeroyok oleh para PSK pada Kamis 5/7/2018 malam. Korban diketahui bernama Iwan Halawa yang dianiaya saat dirinya menjalani profesinya meliput keberadaan pekerja seks komersial ini. dik
  • Đąáˆșб՚гО á‰șшОÎș
  • Đ–áˆÖáŒ…Ń‚Ő„ĐœŃ‚ĐŸ Đżá‰ Ń‰Ï‰Ń‚ ኻէпрДշÎčĐșŃ‚ĐŸ
eIYI.
  • oxw69ihi90.pages.dev/332
  • oxw69ihi90.pages.dev/210
  • oxw69ihi90.pages.dev/266
  • oxw69ihi90.pages.dev/54
  • oxw69ihi90.pages.dev/179
  • oxw69ihi90.pages.dev/345
  • oxw69ihi90.pages.dev/172
  • oxw69ihi90.pages.dev/457
  • tempat mangkal psk di tangerang selatan 2018